BANGUNKAN ANAK-ANAKMU DI WAKTU SUBUH
Oleh; Kak Puput Surabaya
Suatu hari teman saya bercerita tentang aktivitasnya setiap subuh. Dia dan anak-anaknya bangun pagi dan sholat subuh berjamaah ke masjid. Anak-anaknya masih kecil, tapi dipaksa untuk bangun dan berjalan menuju masjid. Si kakak perempuan bersama ibunya, si adik laki-laki bersama ayahnya. Ini luar biasa menurut saya. Cerita seperti itu pernah saya dengar di zaman Ibu saya masih kecil dulu. Kalau sekarang, saat sebagian besar para ibu termakan didikan liberaris dengan mengedepankan hak azasi. Saat sebagian besar para ibu lebih takut dihadapkan statemen KDRT apabila memaksa anak-anaknya menuju masjid. Ternyata teman saya ini mampu menghadirkan cerita istimewa di dunia nyata. Saya jadi teringat sebuah kisah tentang seorang ulama dan seorang perempuan tentang membangunkan anak saat subuh.
Begini ceritanya; Dahulu ada seorang perempuan bertanya kepada ulama. "Bagaimana caranya membangunkan anak-anak saya yang sedang tertidur nyenyak untuk sholat Subuh ?" Ulama menjawab dengan balik bertanya kepada perempuan tersebut : "Apa yang akan kamu lakukan jika rumah kamu terbakar dan pada saat itu anak-anak kamu sedang tidur nyenyak ?" . Perempuan itu tersebut berkata : "Saya pasti akan membangunkan mereka dari tidurnya." Ulama pun bertanya lagi: "Bagaimana jika mereka sedang tertidur nyenyak sekali ?" . Perempuan itu kemudian menjawab : " Demi Allah, saya akan membangunkan mereka sampai bener-benar bangun, jika mereka tidak bangun juga, saya akan menarik menyeret mereka sampai keluar dari rumah." Ulama kemudian bertanya: "Jika itu yang kamu akan lakukan untuk menyelamatkan anak-anak kamu dari api dunia, lakukanlah hal yang sama untuk menyelamatkan mereka dari api neraka di akhirat kelak." Kisah singkat tersebut sebuah cuplikan perumpamaan yang keren. Karena api di dunia saja orang tua berani membangunkan anaknya, apalagi dengan bara api di neraka. Pertanyaannya, apakah kita mampu bersikap seperti itu? Allah berfirman dalam At Tahrim ayat 6; يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Liberalisasi telah menyeret pemikiran Ibu-ibu masa kini untuk membebaskan segala pilihan pada anaknya. Mereka takut jika dicap sebagai orang tua yang tidak demokratis. Sebuah contoh, para orang tua tidak berani menyuruh anaknya yang sudah baligh untuk segera mengulurkan jilbab dan kerudung. Mereka berdalih nanti kalau anaknya sudah siap pasti akan tahu sendiri. Ini jawaban yang salah. Apakah para orang tua itu menjamin anaknya panjang usia? Apakah orang tua itu lupa bahwa segala sesuatu jika tidak dimulai sejak dini, nanti melaksanakan di usia tua akan susah. Ada juga yang berdalih bahwa; lebih baik menjilbabi hatinya dulu. Ini juga jawaban yang salah. Allah memerintahkan mengulurkan jilbab dalam Al Ahzab 59 dan perintah menutup aurat dalam Annur 30-31 adalah sebuah kewajiban. Ketika melakukan perintah tersebut dibarengi dengan menuntut ilmu, sembari menjilbabi hatinya. Ada juga orang tua yang beralasan kasihan jika membiasakan anak-anak mengulurkan jilbab, memakai kerudung sampai bangun subuh. Orang tua seperti ini adalah mereka yang berpikir sesaat. Bukankah segala kebaikan harus dimulai sejak dini? Semoga kita semua bisa memilih dan memilah makna kasihan untuk anak-anak kita. Kebiasaan yang baik perlu sebuah komitmen, keteladanan, pengulangan dan pengondisian yang baik. Sebab anak-anak tak pernah butuh ceramah panjang. Akhirnya, semoga keluarga kita dijauhkan dari bara neraka Aamiin ya robbal alamin.
Pagi di meja kerjaku.
Surabaya, 3 Januari 2017.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar